Satu dekade belakangan ini industri dan
juga perdagangan produk suplemen semakin marak, baik melalui media internet
ataupun langsung. Maraknya keberadaan suplemen kesehatan, baik produksi dalam
negeri maupun yang diimport dari luar negeri, didukung oleh kebutuhan
masyarakat yang semakin “melek” dengan kesehatan. Namun, sayangnya, “melek
kesehatan” ini tidak diimbangi dengan informasi yang benar, baik dari pihak
pemerintah maupun organisasi kesehatan independen. Informasi ini seharusnya
disediakan sebagai penyaring berbagai media iklan komersil yang memborbardir
masyarakat; belum dengan iming-iming bonusnya. Informasi yang ilmiah sangat
diharapkan sebagai rem dari sifat konsumtif karena melek kesehatan yang salah
kaprah, kalau tidak boleh disebut kebablasan.
Kebanyakan masyarakat sekarang rela
membayar berapapun untuk mendapatkkan suplemen kesehatan yang menjanjikan mampu
“mengobati” segala macam jenis penyakit. Padahal, suplemen HANYALAH salah satu
elemen dalam MENCEGAH, bukan mengobati. Jika kebanyakan orang mau merogoh kocek
mereka dalam jumlah besar untuk membeli sebuah “suplemen super”, bagaimana
kalau penulis kabarkan hari ini bahwa kita semua dapat mendapatkan salah satu
“suplemen super” itu dengan harga GRATIS alias CUMA-CUMA?
Wow! Suplemen apakah itu? Bagaimana saya
mendapatkannya? Dimana saya bisa mendapatkannya? Kabar baiknya adalah kita
semua dapat mendapatkannya dimanapun dan kapanpun kita berada, kecuali bila
tinggal di negara dengan empat musim atau kutub utara-selatan. Sangat mudah
mendapatkkannya, bisa diakses langsung. Apakah suplemen itu? Pernahkah Anda
tahu bahwa SINAR MATAHARI mempunyai daya penyembuhan dan daya membunuh
bakteri-virus yang luar biasa?
MANFAAT
SINAR MATAHARI
- Membunuh kuman, bakteri dan virus yang merugikan kesehatan manusia. Tahukah Anda, mengapa penyakit Tuberkulosis atau lebih dikenal dengan TBC, banyak terjangkit di daerah dengan padat penduduk dan kumuh? Jika kita perhatikan, “slump area” ini biasanya terletak justru ditengah kota diantara gedung-gedung tinggi. Terbatasnya tanah mengakibatkan masyarakat membangun rumah “sejadinya”, yang penting tidak kehujanan, tidak kepanasan; tanpa memperhatikan apakah sinar matahari dapat masuk menjangkau setiap kamar. Jendela kamar ataupun rumah yang “seadanya” tidak berfungsi sebagaimana mestinya, menjamin pertukaran udara yang optimal. Kuman tuberkulosis dapat bertahan dalam udara yang selama 6-8 jam. Kuman tuberkulosis akan mati dengan terkena sinar matahrai langsung, atau berpindah ke luar jika ventilasi berfungsi dengan baik. Penulis pernah melakukan survey didaerah “slump area” di kawasan Penjaringan, Jakarta-Utara dan hasilnya banyak didapati tempat tinggal kontrakan yang hanya terdiri dari satu ruangan, kira-kira seluas 4x6m, dan dihuni 6-7 orang. Satu-satunya ventilasi yang ada adalah pintu. Bisa dibayangkan betapa panas, pengab dan tidak sehatnya hunian seperti ini karena disamping kanan-kirinya adalah bangunan yang lebih tinggi.
- Menguatkan sistem pernafasan. Rajin berjemur sinar matahari pagi ditambah olahraga pernafasan sangat menguntungkan untuk paru-paru. Dengan demikian menurunkan resiko pneumonia (radang paru-paru) dan menurunkan angka kekambuhan pada pasien-pasien asma bronkiale.
- Mengoptimalkan kerja hormon. Pada tahun 2005, Dr. Jeffrey Walch dan teman-temannya meneliti bahwa paparan sinar matahari langsung meningkatkan hormon serotonin dalam tubuh, yang bertindak sebagai penghilang rasa sakit alami (“natural painkiller”)
- Mencegah nafsu makan yang berlebihan
- Mencegah penuaan dini
- Meningkatkan kecerdasan. Anak-anak yang lebih banyak bermain di alam bebas menunjukkan keseimbangan antara perkembangan tingkat kecerdasan, penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan kemampuan bersosialisasi.
- Memperkuat otot-otot
- Membangun sistem kekebalan tubuh
-
Mencegah perkembangan
beberapa kanker.
Institut Kanker Nasional di Amerika melaporkan bahwa berjemur di bawah sinar matahari yang tepat, meningkatkan daya tahan tubuh pasien yang berarti pada pasien-pasien melanoma.Penyelidikan dari Institut Karolinska di Stockholm menemukan bahwa: berjemur di bawah sinar matahari mengurangi resiko penyakit Lymfoma Non-Hodgkin sampai 40% dan melindungi terhadap penyakit Hodgkin (penyakit yang menyerang kelenjar getah bening).Penelitian yang mengejutkan dikemukakan oleh Harvard School of Public Health yang menyatakan bahwa kadar vitamin D yang tepat akan mengurangi resiko kanker sebanyak 30%. Lebih jauh dikatakan bahwa 35% kanker disebabkan oleh rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh yang banyak terdapat dalam sinar matahari.
- Mencegah
osteoporosis. Sebagaimana kita tahu
bahwa dalam pembentukan tulang dari kalsium, peran vitamin D sangatlah penting.
Untuk itu, biasanya dalam hampir semua produk susu ditambahkan vitamin D yang
sudah difortifikasi.
Keterangan Gambar; bermacam-macam jenis melanoma yang jinak dan ganas - Mencegah depresi. Kita, yang tinggal di Indonesia, dengan negara tropis-dimana sinar matahari ada sepanjang tahun, patut sangatlah bersyukur. Tahukah Anda bahwa di negara-negara dengan empat musim, ataupun daerah kutub-dimana matahari baru tampak setiap enam bulan, ada penyakit yang disebut dengan “SAD” ( Seasonal Affective Disorder). SAD merupakan gangguan mental berupa depresi secara emosi karena kurangnya sinar matahari selama hari-hari pendek musim dingin. Dr. Norman Rosenthal dan timnya di National Institute of Mental Health menyebut gangguan mental ini sebagai “winter blues”. Mereka menemukan ada satu hubungan langsung antara kurangnya sinar matahari selama berjam-jam pada musim salju dan munculnya gejala depresi, seperti orang-orang enggan beraktivitas karena energi yang rendah. Hampir tiga puluh lima juta (35.000.000) penduduk Amerika menderita gangguan ini; sepuluh juta diantaranya sampai masuk ke tingkat berat. Gejala dari SAD ini adalah; kesedihan, mudah marah, meningkatnya kekerasan, angka bunuh diri meningkat, muncul banyak pelecehan terhadap anak-anak, menurunnya energi fisik, meningatnya selera makan, khususnya mengkonsumsi karbohidrat. Lebih lanjut dikatakan wanita lebih rentan terhadap SAD ini. Satu-satunya pengobatan untuk SAD adalah terapi cahaya. Para dokter memberikan cahaya lampu kotak secara langsung selama tiga puluh menit setiap pagi.
SINAR
MATAHARI; KANKER KULIT VS KESEHATAN
Seluruh ahli kesehatan dunia sepakat
bahwa cara paling mudah, aman dan rendah biaya untuk menjaga kadar vitamin D
dalam darah adalah dengan berjemur di bawah sinar matahari secara tepat.
Berikut cuplikan dalam sebuah laporan
penelitian yang dikutip oleh penulis:
“The sun, not our diet, used
to be the easiest way to obtain vitamin D. That is, until sunblock was
developed to protect us from dangerous UV rays and skin
cancer . You have to choose the lesser of two evils…skin cancer or vitamin D
deficiency.
You may not realize this, but very
few foods contain vitamin D naturally. Milk
is actually fortified with vitamin D – it’s not in there when it
comes from the cow. And even then, almost no one drinks enough milk to reach
her daily vitamin D requirements. (More on this below). Cod liver oil is a good
source of Vitamin D, but not too many people (adults or kids) guzzle this
stuff.”
Meskipun demikian, ada cara yang tepat
bagaimana berjemur dibawah sinar matahari. Paparan sinar matahari yang
berlebihan juga dapat merugikan bagi kesehatan. Salah satunya adalah merusak
mata; munculnya penyakit katarak. Tetapi pemakaian kacamata gelap (sunglasses) dapat mengurangi resiko ini.
Jika Anda terbakar (bukan berjemur) matahari lebih dari 5x, maka Anda
berpeluang kanker kulit dua kali lipat. Hal ini masih belum baku, artinya,
masih diteliti lebih lanjut. Karena resiko pada warna kulit atau ras tertentu
dengan melanin yang lebih banyak (kulit sawo matang sampai hitam) bervariasi.
SINAR
MATAHARI dan VITAMIN D
Sayangnya, selama beberapa dekade, para
profesional dan media banyak memborbardir masyarakat dengan persepsi yang
salah; jika tidak mau dibilang “menyesatkan”. Banyak orang percaya bahwa mereka
HARUS menghindari terik matahari saat tengah hari dan harus banyak atau
sering-sering menggunakan tabir surya (sunscreen)
sebelum berjemur di bawah sinar matahari.
Tujuan artikel ini dibuat adalah
“meluruskan” persepsi masyarakat yang salah dan menyediakan informasi dasar
sebagai patokan untuk memperoleh vitamin D tubuh yang jelas sangat
menguntungkan.
Sumber vitamin D terbaik adalah sinar
matahari, meskipun ada beberapa jenis makanan yang mengandung vitamin D tidak
sebaik sinar matahari. Terpapar sinar matahari, dengan tepat, adalah penting
untuk kesehatan yang optimal, tetapi paparan sinar matahari yang salah atau
berlebihan memang meningkatkan resiko kanker kulit.
Sinar matahari mengandung sekitar 1.500
jenis panjang gelombang; UVB adalah
satu-satunya jenis panjang gelombang yang memproduksi vitamin D saat kulit
terbuka terpapar. Tetapi UVA meningkatkan resiko kanker kulit dan dapat
menyebabkan noda hitam-flek pada kulit. Karena
itu sangat penting kita mengetahui kapan sinar matahari mengandung UVB yang
tepat dan tidak sama sekali.
Kita juga harus mencatat bahwa sangat
sedikit dari keseluruhan total radiasi matahari yang dapat mencapai permukaan
bumi. Sebagian besar sudah disaring oleh atmosfir bumi.Karena itu dalam
penelitian lebih dalam didapatkan FAKTA bahwa gelombang UVB HANYA mampu mencapai dan menembus atmosfer saat matahari
berkedudukan/ membentuk sudut > 50° ( lebih besar ) dengan permukaan bumi.
Itu artinya gelombang UVB paling banyak terdapat kira-kira pada pukul 11.00 –
16.00 WIB, untuk Indonesia, atau tengah hari yang lebih mudah perkiraannya di
seluruh dunia. Ketika sudut antara matahari dan permukaan bumi < 50° (lebih
kecil), maka atmosfer memantulkan UVB dan lebih banyak gelombang UVA yang
menembus bumi.
Vitamin D yang aktif dalam tubuh, di
peredaran darah adalah dalam bentuk Vitamin D3. Vitamin D merupakan vitamin
yang larut dalam lemak, sehingga kadar yang berlebihan juga akan berbahaya bagi
tubuh. Ketika gelombang UVB terkena pada permukaan kulit yang terbuka, maka
kulit kita akan mengubah salah derivatif kolesterol menjadi vitamin D3. Proses
ini membutuhkan waktu selama 48 jam sehingga vitamin D3 yang terbentuk dapat
diserap dalam aliran darah, sehingga sangat penting untuk tidak mencuci/ mandi
(menggunakan sabun-BUKAN terkena air) setelah paparan sinar matahari.
“
Therefore, if you shower with soap, you will simply wash away much of
the vitamin D3 your skin generated, and decrease the benefits of your sun
exposure. So to optimize your vitamin D level, you need to delay washing your
body with soap for about two full days after sun exposure. Now, few are not
going to bathe for two full days. However you really only need to use soap
underneath your arms and your groin area, so this is not a major hygiene issue.
You'll just want to avoid soaping up the larger areas of your body that were
exposed to the sun.”
Ujar Dr. Mecola, salah satu ahli dari United State Naval Observatory.
LALU; BAGAIMANA dengan SUNSCREEN – SPF ?
Penulis
berharap; pembaca yang budiman tidak menjadi bingung bagaimana penggunaan tabir
surya (sunscreen) diterapkan.
Sayang
sekali, tidak banyak pendapat atau studi lebih lanjut untuk negara-negara
dengan iklim tropis, dimana matahari bersinar hampir sepanjang tahun. Sehingga
tidak didapatkan data yang akurat mengenai kejadian angka penyakit kanker kulit
di Indonesia, misalnya, kemudian hubungannya dengan paparan sinar matahari
secara langsung.
Kebanyakan
penelitian di Amerika dan Eropa, mengatakan hampir kebanyakan masyarakat mereka
menjadi tidak sadar bahwa kadar Vitamin D dalam tubuh mereka sangat rendah.
Untuk mengoptimalkan, menaikkan kadar vitamin D dalam darah, mereka dianjurkan
lebih banyak terpapar sinar matahari tanpa penggunaan tabir surya ataupun SPF.
Supaya kulit tidak menjadi kering, penggunaan moisturiser/ pelembab lebih
disarankan ketika mereka berjemur dibawah sinar matahari. Tidak heran jika
daerah pantai menjadi sasaran berlibur setiap musim panas atau tempat
“melarikan diri” para wisatawan asing dari musim dingin di negaranya.
Namun
demikian, paparan sinar matahari yang berlebihan, bahkan didalam ruangan
sekalipun, dapat menimbulkan efek merugikan, khususnya pada mata. Katarak,
adalah penyakit paling banyak pada mata yang disebabkan karena terpapar sinar
matahari tidak tepat. Jika hendak berjemur, lakukanlah hanya selama 10 -15 menit setiap kali, selama 4 – 5 kali
dalam seminggu. Jangan lupa gunakan kacamata-hitam (sunglasses) pelindung atau topi untuk melindungi mata. Untuk kita,
yang tinggal di Indonesia, penggunaan tabir surya adalah penting untuk
perawatan sehari-hari kulit; baik dari segi kesehatan maupun dari segi
estetika, terlebih jika Anda merencanakan untuk berjemur atau diharuskan
bekerja dengan keadaan paparan sinar matahari yang tinggi. Sesekali tentu, Anda
boleh “libur” mengenakan SPF demi kadar vitamin D yang optimal dalam darah.
BAGAIMANA MEMILIH LEVEL SPF?
Memilih
kadar SPF harus disesuaikan dengan berapa lama kita merencanakan atau terbiasa
berada di bawah sinar matahari, di luar ruangan. Pemilihan SPF setiap orang
sebenarnya berbeda; tergantung dari jenis kulit dan ras. Cara mudahnya adalah
mencari tahu berapa lama Anda menemukan kulit Anda memerah saat terkena sinar
matahari, biasanya sekitar 20 menit ( untuk kulit cerah); artinya jika Anda
memilih atau sedang menggunakan SPF yang 15, bearti 20 menit (waktu munculnya
kemerahan pada kulit) X 15 = 300 menit. Aplikatifnya; Anda harus mengenakan SPF
15 setiap 300 menit (setiap 5 jam). Jika kulit Anda kering, gunakanlah
pelindung yang mengandung moisturiser.
KADAR NORMAL VITAMIN D
Bagaimana
cara mengetahui bahwa kadar vitamin D dalam darah saya normal? Satu-satunya cara adalah dengan memeriksa
darah Anda di laboratorium. Yakinkan bahwa kadar vitamin D darah Anda tidak < (kurang dari) dari 30ng/ml.
Orang-orang Amerika ataupun yang
tinggal di negara-negara empat musim memerlukan vitamin D tambahan dalam bentuk
suplemen. Dosis yang diberikan biasanya 1000 IU per hari. Kadar normal adalah antara 30.0 – 74.0 ng/mL. Tiap laboratorium
mempunyai variasi kadar normal, karena itu berkonsultasilah dengan dokter Anda. Jangan mengkonsumsi suplemen vitamin D >
(lebih dari) 2000 IU per hari karena mengakibatkan “keracunan”.
ADAKAH SUMBER VITAMIN D LAIN?
Telah
dikatakan tadi bahwa sumber Vitamin D terbaik adalah sinar matahari. Tetapi
untuk negara-negara yang curah sinar mataharinya sedikit, diperlukan vitamin D
tambahan dalam bentuk suplemen.
Ada
juga beberapa makanan yang tinggi akan vitamin D, yakni golongan jamur,
misalnya:
Banyak terdapat dalam jenis ikan
perairan dalam, seperti salmon, sarden dan tuna. Sumber Omega-3 nabati terbaik
adalah flax seed atau biji rami.
HAL LAIN yang PERLU DIKETAHUI
Menurut
American Academy of Pediatrics, bayi
dengan usia dibawah satu tahun yang menyusui atau diberikan susu formula <
32 oz seharinya membutuhkan suplemen 400 IU sekali sehari. Biasanya suplemen
vitamin D ini tersedia dalam bentuk drop. Dan begitu lahir, seorang bayi
membutuhkan vitamin D sebanyak 400 IU.
Biasanya
dalam 8 oz susu formula mengandung vitamin D sebanyak 100 IU. Jadi jika bayi
Anda menghabiskan total 16 0z sehari susu formula (dari umur 1 – 3 tahun), bayi
Anda masih kekurangan vitamin D sekitar 200 IU. Dan sampai usia 3 tahun jika
anak Anda tidak meminum paling sedikit 32 0z susu formula, baik yang skim
ataupun yang non-fat, maka anak Anda membutuhkan tambahan suplemen vitamin D.
Jadi, para orangtua, apalagi
kita yang tinggal di Indonesia, jangan terlalu kuatir jika anak Anda suka
bermain di luar rumah pada tengah hari. Dan pastikan anak Anda mendapat asupan
vitamin D dalam rangka mempertahankan kadar yang aman dalam darah demi terlindungi
dan mencegah resiko kanker. Sebaliknya, Anda harus “sedikit” kuatir jika
putra-putri Anda menghabiskan waktu seharian di dalam rumah, asyik dengan
permainan elektronik atau komputernya. Dorong putra-putri Anda untuk sering
bermain di alam terbuka. Yang terpenting adalah; jangan lupa gunakan
moisturiser atau pelembab pada kulit supaya tetap lembab dan menghindari
iritasi. Sebagaimana kita tahu, pada masa anak-anak, pertumbuhan tulang sangat
vital, dengan demikian kebutuhan vitamin D dalam masa pertumbuhan adalah
esensial.
Orangtua juga perlu membentuk
pola pikir anak-anak, khususnya, bagi putri-putri mereka menjelang usia belia,
bahwa asumsi “berkulit gelap tidak menarik sehingga menghindari matahari
sedemikian rupa” adalah SALAH. Seperti seorang ahli katakan pada kutipan di
atas, kita harus bijak memilih: “berkulit eksotis tetap SEHAT atau berkulit
putih tapi resiko kanker meningkat”?
Sinar matahari BUKANLAH musuh
yang HARUS dihindari, melainkan karunia terbaik dari Tuhan Pencipta untuk
keuntungan kesehatan tubuh manusia.
Salam awet sehat!